“Anda tidak perlu Suci untuk ketemu Gusti Allah”
Oleh: Kiai Pager Rasa
Hendaklah manusia bercermin, kapan dia akan siap ketemu dengan Sang Gusti. Banyak yang mengatakan bahwa karena Allah adalah Kemahaan, maka dia tidak mungkin dijangkau manusia, apalagi ketemu, karena kalau sampai berhadapan ibaratnya kita akan seperti bola sepak ketemu dengan matahari, yang belum sampai sudah lebur terbakar. Namun itukah cara Gusti menyentuh, atau ini hanya sekedar karena manusia ingin mengagungkan keAllahan NYA?
Suatu ketidak mungkinan memang kalau kita melihat adanya suatu perbedaan yang menyolok antara si raja ketemu dengan seorang pengemis kusta. Tidak sepadan!!! Namun ini adalah pemikiran dari sang pengemis kusta, memang tidak akan bisa ketemu dengan sang raja kalau dari sisi dia. Bahkan bisa-bisa baru mendekat ke pager istana sudah dibunuh oleh penjaga gerbang. Tapi mari kita balikkan fakta yang ada, seandainya si raja mau ketemu dengan si pengemis kusta, siapakah yang akan menghalangi, ini dari cara berpikir dari sang raja. Namun raja mau ketemu pengemis kusta tentu ada alasannya bukan? Ikatan inilah yang tidak boleh lepas, yaitu ikatan hubungannya dengan sang pengemis.
ini menjadikan jelas bahwa anda tidak perlu suci untuk ketemu dengan Gusti Allah. Karena Gusti Allah sendiri akan beradaptasi untuk anda. Kalau pun kelapa bisa menghasilkan air kelapa yang murni dan segar, kenapa Allah tidak bisa berbuat atas kemauan Dia sendiri? Bertemu dengan Gusti Allah hanya dibutuhkan kemauan dari manusia, bukan kesucian. Lain halnya dengan Kemanunggalan dengan Gusti Allah wajib kita menjadi suci.
Ini mengingatkan saya pada percakapan antara Yesus/Isa dan Iblis, wong… iblis aja bisa ngobrol sama Yesus/Isa yang suci. Dan ada juga di kitab lain mengatakan Gusti Allah negosiasi dengan Iblis mengenai nabi yang akan mendapatkan percobaan.
Masa kita manusia yang menklaim mahluk ciptaan yang sangat dicintai oleh Gusti Allah tidak bisa ketemu?
Memang karena dari pemikiran kitalah maka dianggap tidak mungkin, namun kalau kita mau jujur apa yang tidak mungkin di manusia, bagi Gusti Allah adalah Hal yang tidak ada artinya.
Hanya pertanyaannya adalah Maukah Anda sungguh-sungguh bertemu dengan Gusti Allah, jangan Anda hanya mau dimulut tapi tidak dengan sikap mental. Maka marilah kita menjadi lebih sadar atau waras dan punya RASA.
Comments are closed.