Terimakasih, Maturnuwun Eyang Kakung dan Putri Gatho ….
SUdah berikan Kesempatan untuk kali ini …
Selamat Siang sederek dan Kadang semuanya
Tidak kurangnya rasa syukur saya ucapkan pertumbuhan akan jalinan silaturahmi semakin melebar .
Menjadi tanpa ukuran apa apa utk mengenal dan mengenal.
masing masing membertikan Tanda utk saling berbagi dalam Hidup dan Kehdiupan ini
Acara Cangkrukan : Dusun Gathak Turi Sleman Yogyakarta
Tema : Tema Biarkan seperti air Mengalir
Tuan Rumah : EYang Kakung dan Eyang Putri Gatho
Tamu
~Om dan Tante Ngurah Agung
Group PECEL semarang dan Mbah Dadus berikut Putra nya
~Dodo Mewakili Gantharwa dan
Komunitas Doing Good ( Gawe Becik )
Hari/Tanggal : Sabtu 21 Maret 2009 Pukul 18.30 – selesai
Kegiatan Cangkrukan :
Sebagai ajang tali silaturahmi berikut untuk saling bertukar pandangan.
Kembali rasa bersyukur semua berjalan dengan mengalir saja. Pembahasan yang bertumpu pada sebuah Pendekatan akan Pengalaman dalam Tanda Kutip ”Pesan akan ”RASA”…
“aku~kulo” “Inyong~ingsun””I ~ me”
Manusia dan Kelahirannya
Manusia saat terlahir sudha memiliki FITRAH yang sama.
Beranjak tumbuh kecerdasan dan berkembang , banyak menyerap Pengalaman pengalaman Hidup terkait dengan Indra Sensorik .
Dari Pengalaman akan tumbuh Emosi terkait mental dan kecerdasan . Hingga dikatakan Spiritual ”adalah”spirit……
namun apakah Sipritual sering disimpulkan sebagai Spirit sendiri….dan Itu “”Kesimpulan”” pada umumnya,….
Semneetara bila mau di perdalam lagi manusia sering tanpa disadari atau tidak berbicara SPiritual sering terlepas dari Menlesurui pada kutub Mental dan Fisik ( Wadag)
Hal hal diatas terbagi lagi dari berbagai pandangan akan sebuah PRODUK yang dihasilkan ,.bagaimana itu akan bermanfaat untuk diri semata atau untuk sesama .
Yang jadi Penilaian pada UMUMNYA ,…mereka yang ber Karya dalam BENTUK MATERI sering dijadikan ACUAN AWAL ,karena ada sebuah PERAN FISIK( WADAG) yang Dominan .Manusia terbiasa melihat dari sisi yang Tersentuh~Tercium~Terlihat~Terasa~Terdengar . Dari sini bila pada TINGKAT MATERI sudah menjadi ACUAN ,..bagaimana melihat dari sisi Spiritual????Hingga akan terus MEMBENTUR~MENGGERUS~MENG OMBANG AMBINGKAN SISI MENTAL ,..menjadi serba KEGelisahan akan KEBERADAAN FISIKAL yang sering di katakan “KESUKSESAN MAUPUN dalam KETERPURUKAN”.
Bagaimana bisa dirasakan Spiritual sekedar Pendekatan BENTUK BENTUK UJUD RUPA???sementara Spiritual itu sendiri JAUH pada tataran BENTUK semata namun sangat TATAAN HALUS tanpa Ini dan Itu. ..penuh KEKOSONGAN,…
Sementara SPiritual yang dimaksud bagaimana mulai Menyadari akan FITRAH Asal Usulnya dengan melakukan Perjalanan Kembali sesuai dengan Peran yang Ada,,,dengan APA ADANYA
Semakin menyimpulkan Spiritual dalam Kotak Pikiran , Semakin jauh dari Kualitas spiritual sendiri
Dasar Perjalanan
Semakin tumbuh dan berkembang dikatakan manusia semkain RUMIT dan menadi Bias akan FITRAH yang sudah ada.Semakin terpengaruh akan Citra Bentukan Lingkungan ~ Pendidikan~ Sosial . Ada Gejolak gejolak HIDUP ,..Kemelakatan. Namun kita sering salah pengertian melihat Gejolak Hidup tersebut.
Gejolak Kebahagiaan~Kenyamanan~Penderitaan~Kesakitan.
ADa satu sisi Kegelisahan manuusia akan Makna Hidup itu sendiri ….
pada titik inilah semua titik titik moment itu akan bekerja ,,bagaimana kita memilih Menyikapi dan Beradaptasi akan Impulse Gejolak yang ada. Akan di MAKNAI ~ atau sekedar menjadi PUKULAN yang sekedar membikin MEMAR yang Berkepanjangan.
Bila dijadikan semua itu sebatas COBAAN ,...kita sekedar akan Mengkambing hitamkan dengan KONDISI yang ada .Bila menjadi ini sebagai UJUD HUBUNGAN sebagai Penerimaan utk Beradaptasi ..semoga Petunjuk itu akan MUNCUL tanpa di cari …
Sikap KERENDAHAN HATI semua akan terproses .Kerendahan Hati bukan sebuah hal yang BISA direncanakan sebelumnya ,.namun dildamnya PENUH dengan PROSES PROSES jatuh BANGUN . ..sangat APA ADANYA
Saat jatuh dan BNNAGUN seberpa lama kita mampu utk BERTAHAN dalam KONDISI Rendah Hati ,…terlepas dari Keluhan keluhan akan hidup itu sendiri..
Rasa ~ Roso Langgeng yang Bekerja menuju DHARMA
Melihat perjalanan yang penuh kerumitan ,…kita cenderung melihat hal hal diluar sebagai ACUAN PEMBANDING.
Sementara itu juga akan semakin JAUH dari Ke Langgenagan akan Peran DIRI yang ada. Bila hal hal diluar itu sebagai UJUD HUBUNGAN in isangat dimungkinkan ,…karena memang ini sebagai UJUD KESATUAN akan RASA Ingsun ~ Kulo ada pada setiap Pribadi. Ingsun~me~kulo sebagai Pendekatan bahsa …bukan kesimpulam yang mewakili akan Rasa tersebut. Bagaimana melihat ~ merasakan masing masing sebagai satu hubungan ,..sebagai satu yang berasal dari satu Fitrah yang ada….bagaimana MOMENT itu bekerja secara UNIVERSAL…bagaiman semua itu bekerja Tanpa PERBEDAAN ……
Bila mungkin in isebagai Titik PERAN , Roso Langgeng tersebut selalu siap ,namun sering kit amanusia diperankan oleh aku~saya~I. Pikiran yang sekedar bekerja, kecerdasan yang sekedar membelenggu , identitas identitas diri yang menjadikan BERBEDA dengan diri FITRAH yang ada ,.akibat akan ter EXPRESI peran diluar ,..semua perlu IDENTIFASI ~ UKURAN~PERBEDAAN sebagai ACUAN ,..bukan dari Ingsun~kulo yang Menyeluruh .
Perjalanan manusia tidak akan pernah dari sebuah DERITA yang sellau meniimbulkan KEGELISAHAN karena MENTAL Terpengaruh OLEH yang ““DIANGGAP”” REALITAS sebagai PARAMETER UTAMA
Sejauh apa DERITA dan KEGELISAHAN itu akan Menguasai Manusia dalam menjalani Lakon. Hingga melihat REALITAS sekedar jadi ACUAN semata .
Dalam pandangan demikian sangat DISADARI betapa kita HIDUP bagaimana MENERIMA PROSES KOMUNIKASI KEDALAM DIRI pada tingkat Ujud~RUPA~RASA. namun kembali lagi sejauh mana kita membawa semua itu menjadi AJANG PENERIMAAN ..FISIKAL~ASTRAL~KAUSAL .
Saat ini yang menjadi AJANG PERDEBATAN pada hal KAUSAL sementara masing masing masih Terdominasi~terBUDAK akan pendekatan FISIK(WADAG) semata yang mempengaruhi ASTRAL ( MENTAL) yang hanya akan menimbulkan PERDEBATAN karena Pandangan PERBEDAAN sebagai EXPRESI dari masih TERBUDAKNYA akan sisi WADAG / Materi sebagai PENDEKATAN SEsaat…….
Alangkah Indahnya bila masing masing mau mencoba memperhalus minimal FREKUENSI Pandangan pada PERSPEKTIF Tingkat SPiritual itu sendiri tanpa melihat UJUD ~ BENTUK ~ RUPA yang terbiasa MENDOMINASI hingga SEKEDAR menjadi KONTROVERSI ~KONFLIK dan PEMBENARAN Kedalam DIri maupun Keluar Diri semata…..hingga sebuah Dualitas menjadi Sebuah PEMICU KEDAMAIAN.…bukan menjadi KERESAHAN,….
Demikian uraian yang saya bikin, bukan menjadi KESIMPULAN ,..maaf bila ada yang Berlebihan mohon dengan Koreksinya,..monggo kalo ada yang mau menambahkan ,..Terimaksih maturnuwun
Namaskar (नमस्ते [nʌmʌsˈteː]
Haleluya~
Syâlõm ‘Aleykhem~
Wasallam~
Omitohud
Om Svastyastu~
Alhamdulillah~
PROFICIAT~
Pamuji Rahayu Nir Ing Sambekolo
Bhineka Tunggal IKA
Ijin Sedikit NAPAK TILAS Foto
“”Dengan adanya Berkas Cahaya Kesadaran adanya Berkas Cahaya Kesadaran pada setiap Diri semoga akan Tercipta Manusia manusia Yang Ber Spiritual Indonesia pada Khususnya dan tumbuh dalam sebuah Wadah Nafas Hidup dan Kehidupan dalam Nafas Persaudaraan UNIVERSAL Pada Umumnya “”
~HIDUP sebagai AJANG KOMUNIKASI akan DERITA itu sendiri utk kembali kepada FITRAH yang ada dengan tidak lupa menelusuri Keberadaan Wadag sebagai alat utk berkembang dan tumbuh dalam SATU JIWA ~ SATU RASA ~
“Manusia Hidup Untuk SADAR akan Dirinya yang Sejati.
Manusia Hidup Untuk Kembali Memiliki RASA Sejati.
Siapa AKU? Sehingga Di Panggil NAMAKU?”
Salam Sejati
YOgykarta Senin 23 maret 2009 10.21