Meditasi

Oleh: Nata Warga

 meditasi.jpgSebagai manusia yang disebut fana, dalam diri manusia terdapat banyak sekali ikatan-ikatan yang mengakibatkan perkembagan spiritual kita terhambat. Banyak cara yang telah di tempuh agar manusia lepas dari semua ikatan, sampai juga terbentuknya agama-agama dan kepercayaan agar manusia bisa lepas dari keterikatan sehingga bisa melanjutkan perjalanan spiritual manusia dalam pertualangan dimensi kerohanian.Akan tetapi konsep yang sudah sejak dulu lama ada, yang juga merupakan konsep mendasar yang juga ada di setiap kepercayaan adalah MEDITASI. Namun jarang di pakai walaupun sejak dulu kala sudah ada. Meditasi adalah jalan untuk mencapai pelepasan. Dalam meditasi manusia akan melepas dunia yang rumit di luar untuk dapat meraih dunia yang tenteram di dalam. Dalam semua jenis aliran mistik yang ada saat ini dan dalam banyak tradisi, meditasi ini dikenal sebagai alat atau kendaraan untuk melepaskan diri dari ikatan-ikatan dunia, yang mana sering disebut juga sebagai jalan menuju pikiran yang murni dan kokoh. Bahkan ada pendapat yang mangatakan bahwa puncaknya adalah Pengalaman dari pikiran yang murni ini, terbebas dari dunia, sangatlah menakjubkan dan membahagiakan.Selama seseorang melakukan latihan di Gantharwa, bagi murid baru maupun Para Kadhang yang telah memiliki lisensi, meditasi merupakan bagian yang sulit untuk dipisahkan dalam kehidupan sehari hari, baik berupa meditasi aktif maupun statis, didalam menjalankan meditasi ini akan sangat diperlukan kerja keras yang butuh perjuangan dan pelawanan yang hebat pada mulanya, namun hasil dari kerja keras itulah, yang awalnya sebenarnya akan mengetahui bahwa keseriuskan akan meditasi ini karena  pada akhirnya hal itu akan mengarahkan kita untuk mengalami pengalaman yang dalam keadaan-keadaan yang sangat indah dan berarti. Hasil dari kerja keras dalam meditasi akan sebanding dengan usahanya! Maka siapapun anda, apakah anda sebagai seorang rohaniwan ataupun orang awam, tanpa usaha, orang takkan sampai ke manapun, dalam meditasi atau apapun juga.

Usaha kerja keras saja tentulah tidak cukup,. Usaha perlu Kecerdikan dan Ketulusan. Ini adalah untuk tujuan agar kita dapat mengarahkan energi kita ke arah yang tepat persis pada tempat yang benar dan menjaganya di sana sampai kita selesai melakukan meditasi. Tidak asal-asalan di tempat dan waktu yang tidak tepat. Usaha kerja keras yang penuh Kecerdikan dan Ketulusan tidak akan merintangi maupun mengganggu kita dengan hal yang merepotkan, misalnya kenapa harus ini dan itu, tapi sebaliknya itu menghasilkan kedamaian yang indah dari meditasi mendalam. Untuk dapat mengetahui ke mana kerja keras kita semestinya diarahkan, maka kita perlulah harus memiliki pemahaman yang jelas atau jernih mengenai tujuan meditasi. Tujuan dari meditasi ini yang sangat mendasar adalah kesunyian yang indah, keheningan dan kejernihan pikiran. Bila kita dapat mengerti tujuan secara baik maka apa yang kita lakukan dengan kerja keras dalam meditasi akan cara-cara mencapai tujuan akan sangat jelas.

Salah satu cara untuk mencapai kesunyian yang indah, keheningan dan kejernihan pikiran yang merupakan tujuan yang mendasar dari meditasi adalah kerja keras dalam meditasi yang diarahkan untuk melepas, untuk mengembangkan pikiran kita sendiri yang condong pada pelepasan. Kalau boleh meminjam perkataan seorang yang luar biasa yang telah mengatakan ribuan tahun yang lalu yaitu Sang Buddha adalah bahwa “seorang meditator yang pikirannya condong pada pelepasan, dengan mudah mencapai Samadhi (tujuan meditasi)”. Meditator seperti itu memperoleh tingkat-tingkat kebahagiaan batin secara hampir-hampir otomatis. Apa yang Sang Buddha katakan adalah bahwa penyebab utama untuk mencapai meditasi yang mendalam, untuk mencapai tingkat-tingkat yang sangat kuat ini adalah kemauan untuk meninggalkan, untuk melepaskan dari ikatan-ikatan kita sebagai manusia fana.

Banyak yang mengatakan dan menanyakan bahwa apakah kita bisa mencapai tujuan meditasi secara cepat dan instan, karena jenuh melakukannya terus menerus? Jawabannya sebenarnya adalah bahwa kita bisa saja melewati tahap awal meditasi secara cepat bila kita mau, namun hati-hatilah bila kita melakukannya. Kadang kala ketika kita melewati langkah-langkah awal terlalu cepat, kita akan kembali temukan bahwa pekerjaan pendahuluan atau tahap awal ternyata ada yang belum selesai. Atau bisa kita ibaratkan seperti mencoba membangun sebuah rumah di atas landasan yang lemah dan terburu-buru. Strukturnya dibangun dengan cepat, namun runtuh dengan cepat pula! Jadi … marilah kita secara bijaksana menghabiskan banyak waktu pada landasannya, dan juga pada “lantai pertama”, lebih baiklah kita membuat pekerjaan dasar dengan baik, kuat dan kokoh. Kemudian ketika kita berlanjut ke lantai yang lebih tinggi, tingkat-tingkat kebahagiaan meditasi, meditasi kita akan stabil dan kokoh.

Ada juga yang telah serius dalam melakukan meditasi dengan waktu yang telah ditentukan berapa lamanya dia akan meditasi, tapi kembali dia mengeluh harus melewati dasar, dan juga tidak dapat konsentrasi dalam melakukan meditasi karean rasa sakit fisik, pegal dan tidak nyaman yang terjadi pada seluruh tubuhnya mengakibatkan dia tidak sanggup menyelesaikan meditasinya. Hal ini disebabkan karena sewaktu kita sedang bermeditasi dan lalu dalam keadaan duduk bersila diam lantas berpikir “Masih berapa lama atau menit lagi mesti dijalani? Berapa lama lagi saya harus menahan pegal, sakit, ngantuk dan semua ini?” maka itu kita hanyalah menguluyur ke dalam masa depan lagi yang merupakan salah satu ikatan manusia, niscaya meditasi kita akan terputus ditengah jalan, atau kita akan selesaikan, namur merasakan tidak mendapatkan menfaat apa-apa. Biarkan rasa sakit kita, pegal, ngatuk atau kejenuhan kita, tetaplah untuk stabil dan tidak harus pikirkan berapa lama lagi akan selesai, maka rasa sakitnya, pengal, ngantuk, pada saatnya bisa saja lenyap dalam sekejap. Dan sekejap itulah yang berikutnya kita akan bisa saja bebas. Dan kita tidak akan bisa menyangka apa yang akan terjadi.

Sewaktu dalam menjalani meditasi, kita tentunya telah bermeditasi sebanyak mungkin dan telah melakukan berulang-ulang, barangkali kita juga pernah mengalami, bahwa ada kalanya kita pada saat bermeditasi kita mengalami suatu keadaan yang bagus, dimana dalam meditasi,  ketika kita duduk dan segalanya menjadi begitu damai dan mudah. Lalu kita berpikir: “Wow!!! Sekarang saya bisa bermeditasi!”. Namun pada saat berikutnya lagi kita lakukan meditasi, ternyata tidak nyaman dan merasa jenuh, buruk atau hal yang tidak mengenakan, maka kita berpendapat, ya… ini meditasi yang jelek. Lalu kita bertanya, apa yang terjadi? Kenapa bisa demikian? Kyai Ganjel pernah secara khusus mengatakan kepada saya; ”Apa yang kita lakukan tidak ada yang Sia-sia”, mungkin ini kedengarannya aneh, tapi saya coba jabarkan dalam meditasi adalah bahwa semua meditasi yang kita jalankan tidak ada yang buruk dan jelek atau tidak ada yang sia-sia. Ternyata Guru benar sekali bahwa semua meditasi-meditasi itu yang kita sebut sia-sia, mengecewakan dan tak sesuai dengan harapan-harapan kita, itu hanya anggapan kita saja. Semua meditasi itu ternyata ibaratnya adalah di mana kita melakukan kerja keras untuk satnya kita menunggu gaji kita di akhir bulan. Karena ini seperti kita yang pergi bekerja hari Senin, bekerja seharian dengan kerja keras, tapi pada saat sore hari kita tidak mendapat uang di hari senin sore tersebut. Lalu kita mengatakan: “Untuk apa kulakukan semua ini?’, toh tidak mendapat gaji! Namun kalau ini terus dilakukan hari berganti hari, minggu berganti minggu, mungkin merupakan hari yang kita anggap hari sia-sia atau hari buruk berturut-turut. Kemudian datanglah akhir bulan, kita melakukan pekerjaan yang persis sama seperti sebelumnya dan di akhir hari tersebut atasan kita atau boss kita memberikan ia sebuah cek gajian. Lalu kita mengatakan;  “Wah! Kenapa tiap hari tak bisa dapat gaji seperti ini?!” Ini sama halnya bahwa tiap meditasi tak bisa jadi “hari gajian”. Nah, tentulah kita mengerti perumpamaan ini, bukan?

 Adalah dalam meditasi-meditasi yang sulit kita jalani dan lewati, itu sebenarnya sedang membangun perjalanan spiritual kita, kita sedang membangun sebab-sebab untuk mencapai tujuan meditasi. Bekerja keras mencari kedamaian dalam meditasi-meditasi yang sulit, kita membangun kekuatan kita, momentum untuk kedamaian.

TANSAH ELING LAN WASPADA

Salam

Jika ingin diskusi silahkan gabung di milis dan FB Gantharwa, atau klik http://www.facebook.com/notes/gantharwa-genter-sing-dowo/meditasi/235104849926322

 

MEDITASI

Comments are closed.