Sura 1942

Salam Ganjel
Para Kadhang Sinarawedi yang terkasih.

Sungguh berbahagia pada tanggal 28 Desember 2008 bisa di langsungkan acara Pertemuan Puncak Keluarga Gantharwa dalam SURA tahun 1942. Pertemuan dan mulai berkumpulnya di padepokan pada pukul 19:00, datang bertemu kangen para kadhang dari beberapa daerah di Indonesia.
temu-kangen

Acara sendiri resminya di mulai pada pukul 21:00 di buka oleh Kadhang Nata Warga, kemudian diawali dengan doa bersama yang di pimpin oleh Kadhang Sardiatmo. Acara lalu diawali pemberian laporan kegiatan yang dilakukan selama tahun 2008 di padepokan dan juga kegiatan website, serta kegiatan sarasehan, baik yang di Bandung, Cimahi, Jakarta. Sebelum wejangan maka diawali Nyanyian Lir Ilir oleh Kadhang Lucy dan Kadhang Leo.
temu-kangen2

Wejangan dari Kadhang Sinarawedi Swatiningsih, memberikan wejangan dengan sebuah cerita:

1. Pada zaman dulu seorang Raja ingin memberikan hadiah kepada rakyatnya, dengan cara, barang siapa yang bisa menunggang kuda, maka setiap tapak kuda yang di lewati, tanah akan jadi miliknya. Semua orang berlomba berebut untuk naik kuda dan juga menerjang kesegala penjuru untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya, akhirnya mereka melupakan waktu, keluarga, dan diri mereka, karena merasa tidak puas, ingin terus tambah banyak. Akhirnya semua mati dan hanya dapat tanah 2x1M untuk kuburan mereka masing-masing.
Silahkan di renungkan makna dari cerita tersebut, semoga bisa memperbaiki dan menjadi perbaikan bagi kita semua.

2. Komunikasi penting dalam segala hal, termasuk dalam keluarga, termasuk keluarga dalam Gantharwa, jangan sampai terlepas karena masalah komunikasi, salinglah berkomunikasi agar terjadi kemanunggalan.
ibu-joko

Wejangan dari Leluhur melalui Kadhang Nata Warga:

1. Mengaris bawahi inti-inti ajaran Gantharwa yang di bawa oleh Kyai Ganjel, salah satunya tentang KUASA yang diberikan adalah sama bagi semua Kadhang, tidak ada dibeda-bedakan. Isi kekuasaan terletak pada pelajaran-pelajaran yang diberikan, tapi sering itu diremehkan, baik yang baru belajar maupun yang sudah mau selesai dan selesai. Kekuasaan yang ada di Gantharwa adalah untuk memberikan kesempatan kepada setiap Roh untuk berkempatan menjadi semakin menjadi Sempurna.

2. Menjadi bagian dari keluarga Gantharwa, membuat hidup semakin menjadi banyak tantangan, ini menandakan bahwa pembayaran karma kita jauh lebih cepat, sehingga perbaikan hidup kita jauh lebih cepat, dan misi perjalanan akan menjadi akan lebih jelas. Maka jangan lihat itu sebagai kesialan tapi suatu kesempatan untuk memperbaiki hidup secara cepat. Hal-hal yang harus disiapkan kedepan pada masa-masa ini adalah ekonomi, maka sebagai hadiah bagi para Kadhang yang hadir dari para luhur diberikan Mantra untuk pemenuhan Ekonomi.

3. Buku-buku peninggalah dari Kyai Ganjel, maupun buku-buku mantra yang menjadi tanda Tanya bagi semua Kadhang, jangan terlalu di pusingkan dan di pertanyakan, bagi yang mau melihat dan mendalami diberikan kesempatan yang sama, bisa hubungi Ibu Joko atau Kadhang Nata Warga dan Kadhang Sardiatmo. Termasuk semua file-file dan kliping.

4. Keluarga Gantharwa yang sudah memegang kekuasaan, merupakan suatu jaminan hidup. Karena kekuasaan kita bersumber dari satu yaitu Sang Hidup atau Sang Gusti. Maka kita juga menjadi sumber cahaya juga dan juga penuntun bagi yang lainnya juga. Peran ini sangat penting untuk menjadi misi untuk mengantar yang lain, maka kalau kita beribadah, jangan untuk diri kita sendiri, tapi untuk lebih kepada sesama lainnya.

5. Marilah kita kembali kepada acara Kejawen yang Pokok yaitu KALIMASADA, seperti yang pernah di jelaskan tentang JAWA secara keseluruhan, termasuk manusia jawa serta wilayah jawa, maka ajaran KESEIMBANGAN/JAWA bukan arti sukuis yang egois tapi adalah untuk seluruh sesama yang universal.
semua-kadhang

Demikian secara singkat, selanjutnya dilakukan Tanya jawa atau sarasehan, dari Kadhang Adji Digdaja, Kadhang Bejo, Kadhang Harry, Kadhang Endy, Kadhang Dicky, Kadhang Fitri dan berbagai respon kecil. Kurang lebih sampai jam 24:00, maka masuk dalam keadaan hening ~ meditasi untuk perpanjangan lisensi. Perpanjangan lisensi akhirnya dilakukan dengna diawali pengucapkan janji Gantharwa dari yang sudah Paten lalu diikuti yang sudah lisensi satu persatu. Kurang lebih perpanjangan lisensi memakan waktu 1jam lebih.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penerimaan lisensi bagi anggota keluarga baru, yang siap menjadi bagian dari keluarga Gantharwa yaitu Mas Aris Widodo (Dodo), dan kemudian di lanjutkan dengan sharing dari Mas Dodo tentang pengalaman belajarnya.
lisensi-dodo

Pesan Suro Yang diterima Kadhang Ade Surya:
Jangan menjadi pribadi yang tanggung atau setengah-setengah dalam segala hal. Dalam berbuat baik mari kita lakukan dengan utuh dan sepenuh hati, maka Gusti pasti senantiasa menyertai.
Tiga warna dalam simbol Gantharwa adalah tiga warna sebuah lilin putih yang menyala. Putih adalah warna lilinnya, kuning dan biru warna apinya. Lilin yang menyala akan jadi terang atau menerangi sekitarnya dan ia sendiri, akan kehilangan bentuknya menguap dan menjadi satu dengan Sang Pencipta. Lilin yang baik dan berfungsi akan menerrangi tempat yang gelap menjadi terang, itulah arti symbol Gantharwa menjadi satu dengan Ilahi dengan cara menerangi seemua makhluk yang ada dalam kegelapan. Segitiga menghadap ke atas adalah pusat kuasa dari Gantharwa, yaitu Gusti. Semakin segitiga runcing ke atas, kadang Gantharwa harus mengecilkan egonya dan akhirnya menjadi sebuah titik. Lingkaran adalah symbol totalitas dan persatuan.

Demikianlah acara Sura pada tahun 2008, semoga semua kembali pada penyadaran dan perenungan untuk meneruskan perjalanan spiritual. Selamat Tahun Baru Sura 1942.

Salam

Suro 1942