Kamis, 4 Oktober 2007, Malam Jumat Kliwonan

Kematian itu sendiri adalah merupakan pilihan manusia atau bagaimana? Kematian secara fisik tentunya yang di bahas. Kematian terjadi bisa merupakan keputusan/pilihan manusia baik secara sadar maupun tidak sadar di pilih manusia.
Kematian sendiri bisa dilihat dari kita mendeteksi secara KALIMASADA.

Banyak orang mengatakan bahwa orang baik umurnya pendek, karena cepat di panggil Tuhan. Itu lantaran kita hanya melihat dari segi akhirnya. Tapi mari kita lihat lebih mendasar, bahwa karena mengetahui bahwa umurnya akan pendek maka orang tersebut berlomba-lomba buat baik. Sama halnya kalau kita naik mobil ngebut, lalu bensin habis. Kita jangan melihat satu segi saja bahwa karena ngebut maka bensinnya habis, tapi harus juga melihat bahwa lantaran bensin sudah mau habis, kita harus segera ngebut.

Dalam kematian yang harus diperhatikan secara benar adalah tentang Kematian agar Gusti Allah dipermuliakan, jangan sampai kita juga terjebak bahwa kematian adalah karena Gusti Allah telah tentukan, dan Allah ingin dianggap sebagai pahlawan. Tapi bahwa Gusti Allah..

Pembicara berlanjut pada masalah Reinkarnasi, bagaimana perjalanan setelah mati. Atau pertanyaannya adalah bahwa setelah Kita Manunggal, lantas apa? Apa yang harus di lakukan, apa yang terjadi berikutnya? Pertanyaan tersebut dapat membuat kita merenungkan bahwa pikiran itu terbatas. Jadi tidak bisa di jawab, karena bertanya dalam dimensi Roh yang tidak terjangkau oleh pikiran.
Reinkarnasi harus di lihat tingkatan juga, namun hal yang di ingat, reinkarnasi terjadi tidak lantaran SELALU karena karma jelek. Reinkarnasi haruslah dilihat bahwa MISI yang di emban oleh masing-masing pribadi.

Bagaiman kita bisa mati dengan sadar? Atau saat kita mati kita sadar gak? Sederhana kita mengetahui bahwa Roh kita sadar atau tidak adalah pada saat tidur, apakah kita menyadari bahwa kita sedang tidur? Untuk bisa sadar kita perlu pegangan kekuasaan (lisensi). Analoginya adalah sebagai berikut:
Kematian ibaratnya bangun dari tidur, ada yang bangun tidur sadar (berarti punya kesadaran), ada yang bangun tidur tapi ternyata udah buta (tidak sadar), tuli (tidak mengerti), bisu (tidak ada kawruh). Nah saat kita mati, ada juga mengalami demikian yaitu punya kesadaran, tidak punya kesadaran, tidak mengerti/kawruh. Itulah yang disebut sering menjadi hambatan dalam perjalanan Roh.

Gantharwa adalah menolong orang lain untuk mencapai cita-cita, terutama cita-cita dalam Kemanunggalan dengan Gusti. Setiap dari Kadhang yang telah berlisensi seolah-olah membawa cahaya yang akan di ikuti pribadi-pribadi lain yang butuh pertolongan, dengan kita berkumpul bersama, dan kita meningkatkan kawruh, juga membahas kebenaran, maka secara tidak langsung kita telah memupuk hal baik membantu pribadi yang ikut.

Pencerahan adalah instan, bagi yang telah melalui proses peningkatan kawruh, menghargai lisensi dan paten juga sangat tergantung seberapa peningkatan kawruh yang ada pada diri kita. janganlah hal yang berharga tidak dihargai lantaran tidak mengerti. Maka kenapa pentingnya proses belajar peningkatan kawruh menjadi sangat penting.

Mistikus adalah bagaimana Roh mengalahkan Fisk secara adil, tanpa rekayasa melumpuhkan fisik. Roh dan fisik sama-sama di rawat dengan baik, lalu sama-sama naik ring bertinju dengan adil. Pertarungan roh dan fisik kita dalam ring adalah tahap kita meditasi (meditasi ibarat ring tinju) berapa lama pertarungannya (1jam, 3jam, 6 jam) ya sangat tergantung pada seberapa induksi pada diri kita.

Acara kliwonan di akhiri dengan meditasi bersama pukul 22:00wib.

Salam

Tentang Mati, Pencerahan, Mistis, dan Meditasi