“SETETES AIR DI PADANG GURUN”
Natalan, Malam Minggu 30 Januari 1999
OLEH: KIAI GANJEL
Marilah kita lihat dulu sejarah Natal, yaitu orang-orang yang dekat dengan Yesus.
1. Maria: apa yang dialami oleh Maria adalah secara rasio merupakan sesuatu yang tidak mungkin (belum menikah, harus melahirkan), secara tradisi itu sangat memalukan keluarga, suku, dan bangsa.
Tapi Maria cepat mengambil keputusan, karena ia menyadari kebosohannya. “AKU INI HAMBA TUHAN TERJADILAH PADAKU MENURUT PERKATAANMU”
Inilah merupakan titik awal dari kehebatan Maria.
2. Yusuf: merupakan orang yang menyadari kekacauan yang akan terjadi, maka ia mempunyai motivasi untuk memutuskan Maria, ini sama saja Yusuf menolak Yesus. Tapi cepat-cepat Dia mendapatkan mimpi.
3. Herodes: merupakan orang yang ambisius akan kekuasaan yang akan membunuh Yesus.
4. Tiga orang Majus: walaupunpangkat tinggi tapi mau merendah.
5. Gembala: diawali dengan perasaan takut tapi cepat-cepat bergembira.
6. Simeon: merindukan bertemu dengan Yesus.
7. Hana: mendengar kelahiran Yesus, diterima dengan senang dan di estafetkan.
Kita gabungkan kelahiran Yesus dengan Tema kita pada Natal ini, inilah penjelasannya:
– Air akan habis kalau ada reaksi dari pasir, Yesus akan demikian.
– Air akan tetap kalau tidak ada reaksi (cuek).
Mungkinkah pasir menjadi air?
TIDAK, karna kita bicara secara rasio dan bertanya ”MAMPUKAH” pasir menjadi air? (sama halnya Maria)
Maka seharusnya kita ”MAUKAH” pasir menjadi air.
Bekerjasama dengan Allah itu soal KEMAUAN, bukan kemapuan.
Kita harus mempunyai kemauan yang manunggal
Maka pasir harus mau menjadi air.
Manunggal dalam
1. Karso = masalah kepercayaan; kita sulit percaya karena kita terjebak pengalaman, pikiran, rasio.
Maka kepercayaan dibutuhkan kemauan percaya
Langkah-langkah percaya:
– mengecilkan diri yaitu menjadi anak-anak
– harus menjadi orang bodoh, karena terima Allah dengan hati bukan dengan akal budi
– kalau demikian kita akan mendengarkan; telinga itu untuk MENDENGARKAN, mata itu utnuk MEMPERHATIKAN.
Maka akan timbul keperdulian pada sesama (kemanunggalan dan kawruh), kita akan menyadari, punya kesadaran tinggi dan diam (pasrah) itu sama dengan PERCAYA.
2. Karyo: Laku
Tersiri dari 2 bagian:
– Laku Roh, adalah peng”iya”an, dimana basicnya adalah keberanian, berani untuk bertobat, menghentikan kesalahan, setelah itu orang akan berkorban dirinya, ita sama dengan orang itu akan melebur. Baru orang itulah mempunyai kasih, maka kita akan berjiwa sosial.
– Laku Raga: melakukan kegiatan sehari-hari dalam kebenaran.
3. Roso: rasa
Sadar tidak sadar, percayanya kita adalah masalah rasa, dapat tercapai kalau kita Murah Hari, itu merupakan masalah sejaterah. Pengampunan, itu masalah Damai.
Dari kesemua ini dibutuhkan Kekuasaan, Kawruh inila yang membuat abadi.