JALAN-JALAN KE PAMERAN PARANORMAL
Oleh: Kadhang Sostro Roso Jati
Hari Paskah lalu, saya ke padepokan, ingin ngasi selamat langsung ke Bu Joko. Sesampainya di sana, setelah ngobrol cukup lama, Bu Joko memberi saya sebuah undangan. Undangan tersebut (yang juga berlaku sebagai tiket masuk untuk 2 orang) sebetulnya ditujukan kepada Guru Joko Lelono, untuk datang ke Pameran Manusia Aneh dan Paranormal (GEMPAR, di jalan Gd. Sebelah kantor Pos jl.Asia Afrika,Bdg.mengenai singkatan GEMPAR, saya lupa). (Gelar Metode Penyembuhan Alternatif. Red) Jadi keberadaan Guru rupanya masih diakui keberadaannya di dunia paranormal, bahkan pihak penyelenggaranya sempat mencari dan menemui Kadang Atmo dan Kadang Endi untuk turut membuka stan bagi Gantharwa.
Menurut cerita, dulu memang Pak Joko dan murid-murid yang dekat saat itu (Guru, Kadhang Poernomo, Kadhang Atmo, Kadhang Nata Warga, Des 1998. Red), pernah datang juga di pameran yang sama. Dulu waktu sedang rame-ramenya soal jenglot. Malah seorang murid sempat diberi jenglot sepulang dari sana (yang kemudian dibebaskan ‘isi’/roh-nya). Berkembang pula cerita, murid-murid waktu itu ketika menatap jenglot (yang tidak boleh ditatap lebih dari 3 detik), justru sengaja berlama-lama menatapnya, sekedar untuk tahu efeknya dan ‘menguji’ kemampuan memakai lisensi/kuasa Gantharwa, ternyata ya tidak terjadi apa-apa, malah jenglotnya yang jatuh cinta (hehe) dan ya tadi itu, minta berpindah tangan.
Berpegang pada cerita-cerita tersebut, saya jadi penasaran pengen datang ke pameran seperti itu. Ya ‘kebetulan’, kok ditawari oleh Bu Joko untuk mewakili Gantharwa untuk memenuhi undangan. Singkat cerita, saya janjian dengan Kadang Gondo Arum untuk datang bersama ke pameran tersebut.Baru sampai parkiran, Kadang Gondo Arum sudah mau muntah-muntah, akibat dari sensitivitas dirinya. Saya sendiri sih, lebih beruntung, karena sensitivitas saya tidak sebaik Kadang Gondo Arum (sudah lama saya ‘tutup’ lagi, karena kurang bermanfaat dalam panggilan/perjalanan hidup saya pribadi). Hanya, sensor saya yang lain mulai bereaksi, seperti panas di sepanjang tulang punggung dan ubun-ubun. Biasanya hal sperti itu terjadi kala saya meditasi atau mendeteksi energi negatif di sekitar saya. Sesampai di dalam,di bagian depan terdapat stan penjualan benda-benda pusaka/keramat. Satu keris/senjata di hargai sepuluh juta (diskon 25%). Nakal saya berpikir, kalau harganya diskon, apa gak mungkin nanti kehebatannya nanti diskon juga ya?!(ga 100%, hehe). Di bagian tengah sampai belakang, berjejer puluhan stan-stan paranormal yang menawarkan berbagai kemampuan metafisik untuk menyelesaikan berbagai masalah hidup. Ada stan Ustad Syarif (Aziz. Red) Hidayatulah (pemburu hantu), Ratu Paranormal (saya lupa namanya) = (Nyi Mas Ronggo Mandalawangi. Red), Jeng Iku dan Jeng Anu, pokoknya, semua yang ada di majalah Mistis, rata-rata hadir semua.
Di bagian tengah, ada ruangan yang diberi cahaya merah, di dalamnya ada sekitar 10 orang yang dianggap aneh, seperti Ki Jangkung,Gendruwo, Manusia Karang dll, pokoknya yang fisiknya beda dengan manusia normal, apalagi SPG-SPG sponsor yang banyak bertebaran di area pameran. Sempat Kadang Gondo Arum pengen balik lagi ke stan itu, penasaran pengen mengamati satu persatu.
MAKNA YANG HARUS DIPETIK
Hasilnya, kita bersikusi, sebenernya yang aneh itu yang nonton apa yang ditonton ya? kan biarpun bentuknya abnormal menurut ukuran manusia ‘normal’ tetep aja bukan hewan di kebon binatang atau benda-benda prasejarah di musium Geologi. Apa gak lebih jelek tuh manusia-manusia ‘normal’ yang gebukin juniornya di IPDN tanpa alasan jelas, atau yang berdasi tapi makan duit milyaran rupiah tapi tetep rakus dan ga tau malu? ah, jadi ngomongin politik. Sori, tapi andai kata ‘Beliau-beliau’ lebih serius berpihak pada rakyat, mungkin orang-orang ‘aneh’ itu ga perlu mempertontonkan diri buat dapet uang, malah bisa dipakai berobat atau kerja lainnya. Di lain tempat, ada stan yang memperlihatkan ikan lele tinggal duri tapi masih hidup, ada botol-botol berisi jin-jin tangkapan, ada ular seperti piton yang hidup di air (ditaruh di akuarium), ada foto-foto mahkluk halus, ada demonstrasi kekebalan (waktu itu cuma diputer rekamannya).
Tersenyum, kalau Gantharwa jadi buka stan, kira-kira akan nawarin kemampuan apa ya? Terawangan,pengobatan atau konsultasi? saya pikir yang ketiga (konsultasi). Dulu, saya sempat juga belajar olah kanuragan (pelajaran fisik) sekedar untuk menemukan hebatnya potensi diri manusia, tapi hidup ternyata menantang saya untuk menjadi bijak dengan masalah-masalah hidup yang terus datang. Untuk apa sakti jika tidak bijak? paling-paling terjebak di raga yang terus menyusut selama puluhan taun dan dimanfaatkan orang sebagai jenglot..
Dulupun, Guru Kyai Ganjel, tidak unjuk kebolehan kesaktian, malah unjuk wejangan tentang makna Jawa yang sejati. Bahkan, Beliau mengakui bahwa dibanding dengan paranormal lain, kesaktian Beliau tidak ada apa-apanya, namun anehnya, banyak paranormal yang kalau ada masalah datang kepada dirinya. Itu sebabnya ia dipanggil juga sebagai Kyai Sampurno Rojo, yang kata Beliau bermakna ‘menjadikan kesempurnaan sebagai raja dalam hidupnya’ dan itu dibuktikannya sendiri dalam hidupnya, dengan melayani orang-orang yang datang kepadanya. Siapa yang tidak merasa penting ketika berhadapan dengannya? dan yang paling penting adalah ajarannya yang mencerahkan (Gantharwa), yang membuat saya berkenalan dengan Tuhan yang sesungguhnya (bukan Tuhan konsep), dan itu GRATIS! tidak dipungut bayaran, hanya iman, “kalau anda memikirkan dan membantu orang lain, percayalah, anda tak pernah akan kekurangan karena anda akan dipikirkan dan dicukupi olehNYA” begitu katanya pada suatu kesempatan.
Konsep kesaktian pun bergeser dalam benak saya,dari olah kanuragan, menjadi olah rasa. Orang yang paling berani adalah orang berani mengasihi walaupun ditolak, bahkan dibunuh. Orang yang paling berani adalah orang yang penuh welas asih dan kosong ego. Tak sulit untuk belajar hipnotis, belajar kekebalan, paling-paling hanya beberapa tahun. Tapi belajar memberikan 90% penghasilan, waktu dan tenaga untuk orang lain dan hanya 10% bagi dirinya itu sangat sulit, dan mungkin butuh seumur hidup.. Namun bagaimanapun juga, buat yang masih senang dengan hal-hal semacam itu (kesaktian) tak jadi masalah, toh hal itu setidaknya memperlihatkan sisi lain/salah satu potensi hebat yang dimilki oleh mahkluk yang bernama manusia sebagai citraNYA..
Salam Damai dan Sejahtera
Comments are closed.