Pasien Iseng dan Menghadapi Iblis
Jumat Kliwon 20 November 1997
Oleh: Kiai Ganjel
I. Tanggapan kita pada pasien-pasien yang “iseng”, bagaimana sikap kita?
Dilihat dari tingkatan ke”iseng”annya:
– Kepantasannya, ini sangat luas tergantung dari pengertian kita, kalau menurut kita tidak pantas, tidak usah ditanggapi. Kalau masih pantas, silahkan saja.
– Faktor penting dalam menolong pasien adalah bayarannya atas pertobatan
– Kepentingan pasien adalah sebagai sarana bagi kita
– Dari segi kemampuan akan berakibat pada efek dan dampak
– Kepentingan pasien adalah sebagai pintu masuk untuk misi kita
Hal yang paling penting adalah bertemunya dua pribadi yaitu pasien dan kita, kita harus mencari titik temunya, yaitu titik temunya Take and Give itu harus jelas. Take adalah Misi Gantharwa (Ganjel) sedangkan Give itu adalah kepentingan pasien, sehingga jika pasien menginginkan sesuatu maka jembatannya adalah pertobatan, itulah misinya.
Apakah semua jenis pasien harus kita terima?
Pada prinsipnya semua harus kita terima, kecuali kalau kita sibuk menangani pasien yang masalahnya lebih penting atau Kwalitas permasalahannya lebih besar, maka kita dulukan dulu yang lebih besar permasalahannya.
Secara luas atau garis besarnya, semua pasien dapat kita terima karena merupakan lahan yang subur atau jembatan atau titik temu antar kita dengan pasien utnuk menyukseskan misi kita. Dengan prinsip „penuhi kebutuhan oran lain(pasien) maka kebutuhan Ku (Misi Gantharwa) akan terpenuhi.
Apa misi kita; misi kita yang sederhana adalah menyampaikan kabar gembira.
Dalam menangani pasien, penyajian dalam misi kita harus sebaik mungkin, dalam bahasa, obat, kepecayaan, dst
Efektivitas dan efisiensi sebagai paranormal (kita): haruslah bisa menempatkan diri.
Penyembuhan terhadap pasien tergantung pada: Subjek, Objek, dan Faktor X / lingkungan.
II. bagaiman cara menghadapi dan mengenali iblis/setan
kita harus mengetahui sifat dari iblis:
1. Iblis Level Rendah : sifatnya adalah menakut-nakuti
2. Iblis Level Kelas Tinggi: dalam penampilannya dengan manusia sangat bersahabat, halus dan menarik. Tapi akan ada saatnya kita akan di jerumuskan.
– masalah kerasukan Iblis: banyak yang berpendapat bahwa kalau kerasukan itu harus kejang-kejang, atau berbahasa aneh, dll. Namun justru yang paling berbahaya adalah kerasukan sifat iblis masuk pada manusia; seperti ide iblis, malas, marah, egois, ambisius negatif, benci, se_ide. Itulah kerasukan secara Roh atau Mental. Sedangkan kalau kerasukan secara fisik yang lebih bahaya adalah ”Keterikatan pada sesuatu”
cara kita menolak tawara iblis
secara bahasa injil adalah Tulus Seperti merpati dan cerdik seperti ular.
1. tulus: ditinjau dari motivasi yang benar, atau kawruh, tetap dalam kemanunggalan
2. cerdik: secara iptek: pandai, yaitu dapat merangkum atau menkombinasikan sabda-sabda Allah, namun ini tidak lengkap. Maka haru di ikuti secara Rohani: bercinta kasih.