Salam Gajel,
Acara Tutup Suro di Padepokan Spiritual Gantharwa (08/02/08):
Mulai persiapan dan berkumpul pada pukul 20:00 Wib, dimulai dari Kadhang David dan Kadhang Sardiatmo mempersiapkan semua pusaka yang akan di Jamas, dan juga Kadhang Hermin yang membersihkan tempat penyimpakan pusaka. Ada juga Kadhang Rudyto, Kadhang Alex dan Kadhang Iwan yang mempersiapkan bara. Dan juga terlihat Ibu Joko dan keluarga mempersiapkan hal-hal kecil didapur. Sekitar 21:00 diawali dengan doa pembukaan oleh Kadhang Sardiatmo, yang sebelumnya telah di awali mengundang semua Kadhang Halus, maupun Pribadi semua pusaka oleh Kadhang David.
Acara Pembukaan diawalai dengan ramah tamah dan sharing serta makan makanan kecil, banyak candaan dan juga obrolan ringan, dari pengalaman mistis sampai pengalaman sehari-hari. Sambil juga Kadhang yang lain mulai ikut berkumpul..
Tepat pukul 22:00 acara di buka Kadhang David dengan memberikan beberapa kata pengantar, anata lain:
– bahwa Tutup Suro jatuh tanggal 8 Februari 2008 ini, kita berkumpul di tanggal 9 nya karena memang pas malam minggu, agar diharapkan para Kadhang bisa kumpul.
– Kebiasaan Tutup Suro merupakan kegiatan di Gantharwa dalam rangka memberikan PATEN kepada Para Kadhang yang telah siap untuk menerima. Pada kesempatan ini juga dijelaskan untuk tahun Suro kali ini, jatah Paten tidak ada, namun jatah paten Suro Tahun kemarin ada satu (1 Kunci), akan di berikan kepada Kadhang Kita yang berasal dari Jakarta yaitu Kadhang Iwan.
– Selain itu juga, tutup suro adalah dalam rangka untuk mereflesi kembali tema SURO, dan pada tahun ini adalah tentang KESETIAAN, dan apakah kita selama 1 bulan ini telah merenungkannya? Dan kita juga akan me”jamas”kan pusaka-pusaka punya padepokan dan juga punya Para Kadhang yang telah bawa.
– Kebiasaan Jamas Pusaka sejak dulu adalah di saat 1 Suro, namun seperti yang kita tahu dari Ajaran kita bahwa yang kita Jamas di 1 Suro adalah Pribadi-pribadi secara dalam dengan Kawruh Kebenaran jauh lebih penting dari sekedar ritualnya. Nah.. untuk memeprtahankan tradisi dan merawat benda agar tidak rusak atau berkarat, kita siapkan waktu di tutup suro ini.
Dan kemudian acara dilanjutkan dengan Wejagan yang akan di sampaikan oleh Ibu Joko, namun sebelumnya di awali dengan cerita Bimo yang karena KESETIAAN maka berhasil ketemu dengan Dewa Ruci, yang memberikan wejangan kepada Bimo tentang Kenyataan Kehidupan, dari proses manusia sampai dengan mencapai kesempurnaan. Cerita yang panjang ini ditutup oleh wejagan Ibu Joko.
Berikut Ringkasan Wejangan Beliau:
Manusia akan bisa sampai pada tujuan adalah karena adanya KESETIAAN. Hanyalah omong kosong kalau seseorang ingin mencapai sesuatu tapi tidak setia. Apakah saya sudah setia? Ini harus sebagai refleksi diri kita masing-masing. Dalam keterpurukkan sekalipun apakah aku setia? Sebenarnya kita harus setia pada apa? Salah satu sederhana adalah bahwa manusia harus setia pada Panggilan Hidupnya.
Jika dengan hal panggilan kita tidak setia, bagaimana kita bisa sampai. Maka apapun yang terjadi haruslah manusia terus melangkah dalam panggilannya. Seperti halnya Bima yang setia untuk mencari tirta amerta (yang tak pernah ada), walau di tipu guru atau mencari sesuatu yang tidak pernah ada, tapi karena kesetiaanya maka dia Sampai pada sesuatu yang di cari.
Itual inti dari Wejagan dari Ibu Joko, dan diikuti dengan diskusi, dalam disikusi ternyata ada Kadhang Brando dan Kadhang Oskar menanyakan tentang panggilan, serta Nama Panggilan Sejati, yang kaitannya dengan bagaimana menyadari hal tersebut, hal ini dijawab oleh semua Kadhang dalam sharing memberikan pandangan dan pengalaman. Yang intinya adalah:
Panggilan untuk orang umum adalah lakukanlah sebaik mungkin (beprestasi) apa yang telah menjadi tanggung jawab kita, anda suami jadilah suami terbaik dan berprestasi, demikian istri, sama halnya ada profesi apa, lakukanlah sebaiknya, dan bahkan dari Kadhang David memberikan ketegasan, ”Manusia tidak cukup jadi BAIK, tapi haruslah BAIK dan BERPRESTASI”. Baik tanpa prestasi tidak bisa membantu orang lain/sesama.
Panggilan untuk Kita sebagai Gantharwa, ya sadarilah bahwa semua di panggil secara pribadi, di sentuh secara pribadi untuk tugas, karena kita adalah untusan, maka kalau sudah siap cari tahulah siapa namamu, dalam arti bahwa, Siapakah aku sehingga dipanggil namaku.
Diskusi yang menarik sampai pukul 00:00, yang mana tanda semua harus mulai meditasi, maka semua siap lakukan meditasi. Suasana yang sangant tenang dan meyenangkan, setiap orang hampir merasakan, dan sebagian mendapatkan gambaran untuk negara, karena fokus meditasi adalah untuk Nusantara. Disamping juga banyak sekali Kadhang halus yang ikut hadir, dan juga beberapa pusaka, dan pusaran angin yang terus menerus berputar di padepokan selama meditasi berlangsung (Ket. 1 meter diluar gedung padepokan, pohon, tidak berangin).
Setelah Meditasi, acara Jamas pusaka di lakukan, untuk pusaka padepokan dilakukan oelh Kadhang Sardiatmo dan Ibu Joko, lalu diikuti oleh Kadhang yang memiliki pusaka sendiri-sendiri. Acara ini berlangsung sampai pukul 02:00.
Pada saat Pukul 02:00 dilakukan sharing pengalaman meditasi dan juga diberikan penjelasan tentang makna pusaka dan para bantuan, intinya adalah
Pusaka artinya ANDALAN
Pusaka adalah sesuatu yang menjadi andalan/ tunpuan bagi pemiliknya. orang yang lemah biasanya mengandalkan pusaka, tetapi setelah kuat/ stabil tidak perlu lagi dibantu oleh pusaka. jadi pusaka bersifat sementara.
Pusaka adalah sarana/alat yang membantu kita pada saat diri menjadi lemah.
Lisensi adalah Pusaka untuk perlindungan kita dalam perjalanan baik sekarang maupun nanti.
Manfaat dari pusaka:
Alat bantu yang otomatis, terutama dipakai pada waktu kita lengah tapi yang beperan tetap kita.
Sering orang berkelana untuk mencari pusaka yang terhebat dan yang bagus-bagus, karena dianggap adalah pusaka yang terbaik untuknya, padahal setelah dapat pusaka itu ternyata tidak dapat dipakai.
Padahal pusaka yang baik untukKu adalah pusaka yang bisa aku gunakan atau fungsikan.
Doa kepada para bantuan
Prinsip adalah bahwa kita tidak mentuhankan para bantuan, tapi para bantuan adalah seperti layaknya hidup berdampingan dengan kita saling gotong royong sesuai dengan keakhlihan masing-masing.
contohnya dalam kehidupan kita, kita butuh minum air kelapa, tapi kita tidak bisa naik kelapa untuk ambil, maka kita minta bantuan yang bisa naik kelapa, apakah itu artinya kita mentuhankan tukang naik kelapa? kan tidak bukan !
Atau apakah kita tidak minta bantuan tuhan kalau kita minta bantuan tukang kelapa?
Tidak bukan!
Setelah penjelasan panjang lebar tentang pusaka dan para bantuan, juga diperkenalkan Kadhang Halus satu persatu yang bisa dimintai bantuan sesuati keahlian mereka masing-masing. Dan juga di jelaskan sedikit sejarah dan kekuasaan Kanjeng Ratu Kidul, yang diambil sebagai contoh sebagai Para Bantuan.
Lalu acara berikutnya adalah pengungkapan PATEN (Pokok Kunci 3) kepada Kadhang Iwan, berlangsung kira-kira ½ jam.
Setelah itu barulah acara pendataan dan dokumentasi Pusaka oleh Kadhang Ade, Kadhang Sardiatmo, dan Kadhang David. Dan Kadhang yang lain, sambil juga mengecek kekuatan pusaka masing-masing dan pusakan Kadahng yang lain untuk saling bagi pengalaman, dan juga menceritakan pengalaman asal pusaka yang mereka dapat. Juga cerita pengalaman melakukan pemburuan pusaka yang di sertai cerita yang seru, lucu, haru, dan penuh dengan pengalaman mistis.
Demikian sekilas acara Tutup Suro di Padepokan Spiritual Gantharwa.
Salam Ganjel
Wartawan Paspiga.