Kemanunggalan Dalam Keluarga Gantharwa
1 SURO 1937 (2004)

Oleh: Kadang Sardiatmo

Para kadang sinarawedi yang terkasih,
Malam ini kita berkumpul bersama dalam rangka menyambut tahun baru Suro (Tahun baru Jawa) yang ke1937.. Tema acara yang kita angkat adalah Kemanunggalan dalam keluarga Gantharwa, diambil dari butir pertama pada janji Lisensi.

Keluarga mengandung arti kebersamaan/bebrayan di dalam keluarga terdiri dari beberapa pribadi. Dan masing-masing diantaranya mempunyai kehendak bebas. Bila kehendak bebas yang ada dibicarakan dan dipahami oleh seluruh anggota keluarga, akhirnya akan tercipta tujuan yang sama dan akan saling menghormati satu sama lain. Namun, bila masing-masing pribadi tetap bersikukuh dengan kemauan masing-masing ……… yang akan terjadi adalah persinggungan, pertengkaran dan perselisihan antara anggota keluarga. Bila ini berlangsung terus menerus ……..…maka akan terjadi retaknya hubungan antar anggota keluarga.
Na…lalu bagaimana dengan kita yang berkumpul disini? Adakah tali rasa sesama anggota keluarga Gantharwa? Misalnya: ada temen kita yang mau menuju ke pertemuan ini, jalan kaki….kemudian kita lewat dengan kendaraan bermotor sendiri….padahal masih bisa klo teman kita menumpang..tapi kita tidak lakukan itu….., berarti rasa kebersamaan antar kita ….kurang….itu dengan keluarga sendiri, bagaimana klo dengan orang lain?.

Tentunya, kita ingin bisa mewujudkan damai dan sejahtera di dalam keluarga kita (Gantharwa/Umum). Bagaimana kita bisa mewujudkannya?
Keluarga akan harmonis bila ada kebersamaan 2K & 1R, yaitu:
1. Kesatuan Karsa (Keinginan/kemauan)
2. Kesatuan Karya (perbuatan)
3. Kesatuan Rasa
Ketiga hal pokok inilah yang akan menciptakan keluarga secara utuh. Bila salah satu diantaranya hilang….akan terjadi kepincangan dalam keluarga.

Bila kita perhatikan para seniman lukis, mereka menggambar/melukis dengan sepenuh hati, dan jiwanya sehingga kita yang menikmati lukisan itu bisa mengetahui dasar hati dan maksud gambar dari pelukis itu….Na….kita manusia pada dasarnya adalah seniman juga, dengan kecerdikan, akal budi, daya upaya kita serta ketulusan hati tentu kita akan menghasilkan karya yang luar biasa hebat, yaitu mengagungkan Nama Allah itu sendiri.

Contoh untuk hidup kita yang sederhana.
a.Kita adalah seorang pelajar, kewajiban kita adalah belajar….belajarlah dengan baik. Jangan sia-siakan kesempatan yang ada untuk menimba ilmu…lakukanlah sampai tuntas, selesaikan studimu.
b.Kita seorang pegawai, lakukanlah tugasmu, jangan bermalas-malasan, lakukan dengan tuntas…..janganlah pekerjaan ditunda-tunda
Bila itu semua dilakukan dengan baik tentunya akan membuahkan hasil untuk dirimu sendiri. Ingatlah pepatah siapa yang menabur benih akan menuai hasilnya, siapa yang menggali lubang dia sendiri yang akan jatuh ke dalamnya.

Para kadang sinarawedi yang terkasih,
Memang banyak hal duniawi saat ini yang menawarkan begitu banyak kesenangan, menawarkan begitu banyak impian namun hendaknya kita perlu kembali mengingat bahwa…..kita tidak tinggal sendiri. Kita hidup dalam keluarga dan masyarakat , oleh karena itu bila kita menyatukan karsa, karya dan rasa tentunya akan terjadi keselarasan dalam segala segi kehidupan, dan terciptalah damai dan sejahtera di muka bumi ini.

Baiklah ….sebelum kita lakukan perpanjangan lisensi, marilah kita bersama-sama instropeksi diri………bagaimanakah peranku dalam keluarga? Sudahkah tali rasa dalam keluarga sudah menjiwai keluargaku?

Sebagai tanda klo kita adalah satu keluarga, kita menmpunyai janji. Biasanya kita ucapkan janji ini sebelum diberi Lisensi/Kuasa.
Marilah kita bersama – sama ucapkan janji Lisensi:
Saya…….(nama) sejati berjanji:
1. Mengutamakan Kemanunggalan dalam Gantharwa
2. Meningkatkan kawruh dan laku
3. Setia dan tekun

Sudahkah kita melakukan pesan suro tahun lalu?

JALANI HIDUP DENGAN KOSONG EGO
NIKMATI HIDUP SEPERTI RAJA
BERBUAT BAIK UNTUK HIDUP BAIK

HIDUP BAIK DALAM KASIH
KASIH ITU KOSONG EGO
RAJA ITU PUNYA PERANAN UTAMA

Kemanunggalan Dalam Keluarga Gantharwa