Bersyukur dan mengingat
Oleh: Kadang Lilik

Para kadang, membaca tulisan mas Hari aku jadi dingatkan lagi untuk lebih sering, bahkan kalau bisa selalu bersyukur.

Aku juga jadi ingat ketika aku kelas 2 SMP dan sering mengeluh tentang keadaan keluarga yang saat itu sedang kurang baik. Ketika aku jemput ibukku dari bezoek tetangga yang sakit di RS, dan ban motor bocor, sedang saat itu ibukku tidak cukup uang bahkan hanya untuk menambal ban motor, uang sudah habis untuk bezoek. Sambil ngedumel aku nuntun motor Yamaha kubota super buatan tahun 1970.

Terjadilah dialog ini:

“buk, urip kuwi kanggo opo tho kok uripe dhewe mung pas-pasan terus?”
(buk, hidup itu buat apa sih kok hidup kita selalu pas-pasan terus).

Ibukku jawab:”urip kuwi kanggo ngelingake manungso ben luwih sering nyukuri opo wae sing wis diwenehake Gusti kanggo uripe awake dhewe.
(hidup itu untuk mengingatkan manusia agar sering mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan untuk kehidupan kita).

“dadi kudu bersyukur terus, mesti dikecewaake?”
(jadi harus selalu bersyukur mesti dikecewakan?)

Nek kowe ora tau maido Gusti, mung terus bersyukur, Gusti ora bakal ngecewaake kowe. Opo sing kok perloni kanggo uripmu mengko kuwi wis dicawisake. Ora perlu wedi, ojo sering sumelang, ojo sering maido. Percoyo wae, Gusti ora sare.
(kalau kamu tidak pernah mencela Tuhan, dan terus hanya bersyukur, Tuhan tidak akan mengecewakan kamu. Apa yang kamu butuhkan buat hidupmu nanti itu sudah disediakan. Tidak perlu takut, jangan sering kuatir, jangan sering mencela (mengumpat). Percaya saja, Tuhan tidak pernah tidur.)
habis gelap terbitlah terang
Lho aku uwis percoyo kambek Gusti, tapi tetep wae dikecewake, opo sing dak jalok ora ethuk, aku kudu percoyo sing piye meneh buk?
(lho aku sudah percaya dengan Tuhan, tapi tetap saja dikecewakan, apa yang tak minta tidak dapat, aku harus percaya yang bagaimana lagi buk?)

Lha sing mbok jaluk kuwi berarti ora pantes, ora migunani kanggo kowe nang, mangkane Gusti ora maringi. Ewodene nek sing mbok karepake mau apik lan migunani mestine Gusti maringi, mung kudu sabar masalah wektune kowe enthuk. Sabar lan percoyo. Carane percoyo yo kuwi mau, seringo nyukuri opo wae sing wis ono, sing wis mbok trimo saiki.
(lha yang kamu minta itu berarti tidak pantas, tidak memberi manfaat buat kamu, oleh sebab itu Tuhan tidak memberi. Seandainya yang kamu inginkan itu baik dan bermanfaat pasti Tuhan memberi, hanya harus sabar masalah waktunya kamu mendapat. Sabar dan percaya. Caranya percaya ya itu tadi, seringlah mensyukuri apasaja yang sudah ada, yang sudah kamu terima sekarang ini)

Aku terus diam, saat itu aku tidak puas dengan jawaban ibukku dan masih terus mengeluh sekaligus berpeluh karena menuntun motor yang bannya gembos karena bocor.

Setelah aku ambil kesimpulan, aku jadi lebih mengerti bahwa hidup itu untuk selalu bersyukur, bersyukur bahwa kita diberi roh hidup dan kehidupan, bersyukur bahwa apapun yang kita butuhkan (bukan apa yang kita inginkan) sudah disediakan, yang baik dan yang pantas, yang sesuai ukuran kita.

Itulah bedanya kita dan orang yang berspiritual tinggi, Yesus, Budha, Baba, dll. Mereka selalu sadar dan selalu bersyukur, (kita tidak selalu) sehingga mereka bisa menerima tanpa merasa perlu untuk memiliki dan memberi tanpa merasa kehilangan, juga bisa berbuat hal-hal yang mulia dan besar yang bermanfaat bagi sesama. “Urip kuwi hanguripi”

Kata “Gusti ora sare” (Tuhan tidak tidur) pernah juga diucapkan pak Joko dan menjadi renungan, karena maknanya ternyata dalam. Mungkin nanti bisa kita kupas bersama makna “Gusti ora sare” yang ternyata itu mengarahkan kita untuk lebih sering bersyukur, karena kita tahu bahwa Gusti ora sare.

dan tiba-tiba pas jaringan lancar aku juga ingin menulis:

Bersyukur dan mengingat

Kehidupan adalah kehendak Tuhan, yang diekspresikan dengan sempurna.

Segala sesuatu tergantung siapa diriku menurut yang aku pikirkan, dan yang berusaha aku lakukan untuk “menjadi”.

Yang telah aku lakukan tidak penting dibandingkan yang sedang aku lakukan. Bagaimana aku bisa melakukan kesalahan tidaklah penting dibandingkan bagaimana aku mencipta. Hidup adalah proses untuk selalu bisa mengurangi kesalahan.

Bahwa tidak ada yang perlu dipelajari. Bahwa aku tidak memiliki sesuatupun untuk dipelajari. Bahwa yang harus aku lakukanpun hanyalah mengingat.

Salah satu cara mengingatnya adalah dengan sering BERSYUKUR, dan bersyukur bisa diaktualisasikan dengan:

1. Yang aku inginkan untuk diriku, berikan kepada orang lain.

2. Tidak sering mengeluh

3. Tidak sering mengukur “baju orang lain”

4. Selalu menghargai “proses-menjadi”

5. Tidak ingin selalu menerima hal yang besar

6. Lebih sering (selalu) memberi hal yang terbaik, terindah

7. Jarang merasa dikecewakan. Karena jika kita sudah sadar bahwa “tidak ada yang kebetulan”, dan “Gusti ora sare” maka kita menjadi tidak mudah kecewa. orang yang sering merasa kecewa termasuk orang yang kurang bersyukur.

8. Tidak mencari untuk memiliki sesuatu, karena sepanjang aku mencari untuk memiliki sesuatu, aku tidak akan mendapatkannya, karena pencarian merupakan sebuah pernyataan bahwa aku tidak memilikinya sekarang ini. Padahal Tuhan sudah menyediakan semua kebutuhan kita (bdk. dengan keinginan). Jadi sebenarnya kita tidak perlu mencari apapun untuk memiliki. Bersyukurlah pada apa yang sudah kita miliki, apapun itu.

9. Jangan sering meminta, meminta berarti juga kurang mensyukuri yang sudah diberi (yang sudah ada)

10. Yang mau menambahkan silahkan …..!!!

Aku bersyukur, karena jaringan lancar dan aku bisa menulis semua ini. Aku juga besrsyukur karena bisa “tidak perduli” apakah tulisanku ini dibaca atau tidak, itu tidak penting yang penting aku bisa bersyukur karena sudah bisa menuangkan apa yang terlintas di benakku dalam bentuk tulisan ini.

Salam damai & cinta
Kita harus memiliki keberanian berperang, tapi tidak takut berdamai.
Kita harus memiliki Keberanian untuk berdamai,
bukan berperang.
Let us make love not war

Peace n’ Love
Always … All way

Bersyukur dan Mengingat