Keterkaitan Meditasi Dengan Roh dan Tubuhku
Selasa Kliwon 17 Agustus 1998
Oleh: Kai Ganjel
Roh itu dimensinya sulit, jika didimensikan secara manusiawi sama halnya dengan pikiran,
Keberadaan Roh tergantung pada sejauh mana keterikatan pada sesuatu
Cara melaksanakan meditasi adalah dengan tahapan konsentrasi, atau meditasi adalah kumpulan dari multi konsentrasi. Karena penyadaran pada salah satu atau banyak tidak utuh (memperhatikan segalanya tanggung atau pengertian yang tanggung). Konsentrasi tidak dapat menyelamatkan tapi meditasi adalah pandangan terang/vipasana itu dapat keselamatan. Meditasi yang baik adalah yang aktif, dinamis dan terencana, dan rencananya adalah rencana Allah atau sama dengan menanggapi panggilan masing-masing.
Kemerdekaan
Kemerdekaan artinya tipis sekali dengan kebebasan.
Ditinjau dari beberapa segi
– dalam segi Roh = kemerdekaan itu ”semauku” (ini salah), tapi lebih kearah pantas atau tidak, benar atau tidak
– dalam segi pikiran = kemerdekaan itu bukankebebasan berpikir tapi justru lebih kearah realaitas/realisasinya
– dalam segi hukum = kemerdekaan itu berarti diatur dan tunduk tapi itu dilakukan karena setia kawan
– dalam segi iptek = kemerdekaan itu bukan berarti bebas hambatan atau haluan tapi harus bermentalitas mendukung.
– Dalam segi volume = kemerdekaan itu adalah terbebas dari tekanan tapi justru lebih kearah kebebasan dari kecil menjadi menjadi besar
– Dalam segi umur = kemerdekaan itu adalah bukan kanak-kanak tapi dewasa
– Dalam segi internasional = kemerdekaan itu adalah kebebasan dari pelaksanaan HAM itu sendiri.
Kalau mau merdeka jadilah Jawa / Gantharwa, kemerdekaan yang baik adalah peraturan itu tidak ada. Maka yang terbaik adalah isinya kebebasan dalam kemanunggalan/kesatuan, haruslah utuh (Bebas tapi Nyatu) , tidak boleh salah satu. Kemerdekaan dari segi lain adalah untuk melaksanankan kebenaran yang pantas.
Kebebasan butuh kekuasaan/kekuatan dalam proses menuju kemerdekaan.
Kemerdekaan yang sesungguhnya/sejati dalam Roh adalah
1. harus mengerti tujuan yang benar = menuju pada BAPA
2. harus mengerti proses yang benar = menuju pada PUTRA
3. harus mengerti kekuasan benar = menuju pada ROH KUDUS
atau dengan kata lain adalah ”kepasrahan pada Tuhan, Kemanunggalan, dan Pulang ke Rumah Bapa”
Panggilan Kiai Ganjel
Sebenarnya siapa sih Kiai Ganjel itu? Mari kita lihat siapa yang menanyakan, itu akan menjawab siapa Dia:
1. jika ada yang bertanya kepadanya, maka yang berasal dari dirinya akan menjawab: ”SAYALAH YANG MENYENTUH”
2. Jika orang lain yang bertanya, siapa dia, maka jawaban yang berasal menurut kata mereka adalah ”DIALAH RAJA JAWA”
3. kalau ALLAH memanggil dia adalah ”KADANG SAMPOERNA RAJA”
inti semua ini memang sudah menjadi kemauan dan cita-cita dari Kiai Ganjel, namun pertanyaannya adalah kok bisa jadi begitu (yaitu dapat gelar atau panggilan yang begitu hebat)?
Allah itu adil adanya, maka setiap manusia diberikan kesempatan yang sama. Tapi kesempatan yang diberikan Allah yang berhasil di mengerti dan menanggapi (tentunya dengan kecerdikan yaitu sensitif dan reaktif dengan semangat lebih), itulah yang membedakan level manusia itu sendiri.
Jadi bagaiman anda mengenal Allah secara utuh:
”KENALILAH ALLAH SEJAUH MANA ALLAH MEMPERKENALKAN DIRI, SEJAUH AKU MENGENAL ALLAH, SEJAUH ITU AKU BERSIKAP, .SEJAUH AKU BERSIKAP SEJAUH ITULAH KEBERADAANKU DI HADAPAN ALLAH”
Hal yang harus diingat juga adalah:
”Gusti Allah Iku Tan Keno Kinoyo Ngopo, Nangging Ono”
Comments are closed.