Mengenang 5 tahun Pak Joko,Pak Bagyo & Roy
Sabtu 24 Februari 2007
Oleh: Kadang Sardiatmo
Sabtu malam kemarin, di padepokan diadakan acara mengenang 5 tahun dari Pak Joko,Pak Bagyo & Roy. Diikuti: Bu Joko, Clara,Vita, Mennix & saya sendiri.
Dimulai dengan silaturahmi seperti biasa, kemudian berkembang ke pembicaraan tentang lisensi/paten.Demikian liputannya:
Semua orang mempunyai permasalahan hidup masing-masing. Sulit/mudah terlihat dari bagaimana orang tersebut menyikapinya. Kalo kita ingat saat suro kemarin….Bu Joko menyampaikan tentang perumpaan seekor ulat yang akhirnya jadi kupu-kupu……….
Ada seorang ahli serangga yang mengamati 2 ekor ulat yang sedang berproses untuk menjadi kepompong, sang peneliti tiap hari selalu mengamati perubahan yang ada, suatu hari kedua kepompong mulai bergerak-gerak. Si peneliti ingin menolong kepompong tsb,segera ambil gunting memotong kepompong agar si makhluk dalam kepompong tadi untuk bisa keluar….ternyata setelah digunting keluarlah kupu-kupu yang indah. Dia kepakkan sayapnya mencoba terbang…tetapi ternyata langsung jatuh. Si peneliti menggambil kupu-kupu tersebut dengan maksud membantu agar bisa terbang..tetapi kupu-kupu tersebut setiap kepakkan sayap selalu tak bisa terbang bahkan jatuh lagi..
Kembali kekepompong yang satunya lagi…..terlihat kepompong tsb terus bergerak-gerak sendiri, semakin hari gerakkannya semakin keras sampai akhirnya mulai retak dan muncullah kupu-kupu, dia mulai kepakkan sayapnya…dan terbang.
Kupu-kupu yang 1, belum siap mental untuk keluar dari kepompong sehingga kepakan sayap kurang kuat & belum bisa terbang.
Kupu-kupu yang ke 2, dengan dia menggoyang-goyangkan badannya dalam kepompong…disana pulalah ia melatih kekuatan sayap-sayapnya. Dengan kekuatan yang dimilikinya akhirnya dia bisa meretakkan kepompong yang selama ini membelenggunya
Dan siap untuk kepakkan sayapnya untuk terbang.
Si Peneliti (saat membantu kepompong 1): motivasinya bagus karena ingin membantu, tetapi proses & dampaknya keliru. Akibatnya si kupu-kupu yang 1 tadi tidak bisa terbang.
Begitu juga dalam kehidupan kita, siap untuk selalu membantu/menolong orang lain adalah baik. Persis seperti yang diajarkan di Gantharwa, yaitu menjadi genter yang panjang. Tetapi dalam proses membantu perlu juga cara yang pas/yang baik untuk orang tersebut. Sehingga dampaknya juga baik (motivasi,proses,dampak semuanya positif)
Saat kita belajar di Gantharwa, itu juga seperti ulat yang lagi di kepompong belajar..belajar.. dan belajar…mengerti dan mencoba melakukan. Kadang kita juga ”menggeliat-geliat” seperti ulat dalam kepompong, ketika hadapi masalah. Dengan menggeliat ulat belajar memperkuat badannya, pengetahuannya sehingga mampu meretakkan kepompong yang begitu kuat. Dan keluar sebagai pemenang, ketika ia bisa mengalahkan dirinya sendiri.
Na…untuk seperti ulat yang menjadi kupu-kupu…..kita ternyata juga membutuhkan persiapan diri, belajar untuk mengerti asal muasal kehidupan dan tentang tujuan manusia itu hidup. Kalo tak siap mental begitu mau terbang, sudah tak ”PD” duluan dan langsung jatuh.
Bagaimana dengan teman-teman dalam keluarga Gantharwa?????
.
Salam
Atmo
Comments are closed.